Selasa, 09 Juni 2009

Lucu..lucu...

(Diambil dari ketawa.com)

Di hiji poe jum'at saberes jum'atan, si ucok (orang batak nu karek pindah k bandung) ambek-ambekan da sendalna leungit,, si ucok nanya ka barudak nu keur nongkrong,,

Si Ucok: "Heh kau barudak,, ninggali sendal kuring teu??"
Barudak: "Sendal nu kumaha bang??"
Si Ucok: "Eta sendal nu karek meuli bieu isuk-isuk"
Barudak: "Wah teu apal bang"

Datang Pa Haji nu karek kaluar ti Mesjid, di tanya oge ku si ucok...

Si Ucok: "Pa Haji, sendal kuring leungit pa haji"
Pa Haji: "Pahili meureun bang"
Si Ucok: "Bah..! Siapa pula eta pa hili?? Wah kudu di bantai ku kuring..!"
Pa Haji: "Eh si abang, Pahili teh Pagentos"
Si Ucok: "Bah..! Duaan jeung si Pa gentos??? Wah duanana ku kuring rek di bantai..!"
Pa Haji: "Aduh di bejaan teh teu ngarti-ngarti, pa haji uwih ahh...Assalamualaikum.."
Si Ucok: "Bah..! Rek kamana Pa Haji?? Sendal kuring kumaha ieu??"

Lucu..lucuuu...

Apa itu Risiko Operasional ?

Apa itu Risiko Operasional ?

Risiko operasional merupakan salah satu dari sekian banyak risiko finansial yang menjadi perhatian dunia perbankan setelah Basel II Accord meminta Bank komersil untuk mengalokasikan modal untuk menutup potensi kerugiannya. Telah banyak Bank yang bangkrut atau dilikuidasi karena kerugian operasional yang dideritanya begitu besar, hal ini memberi pelajaran kepada kita semua bahwa risiko operasional tidak mungkin diabaikan atau bahkan dihilangkan.

Persoalan yang umum dihadapi oleh semua perusahaan berkaitan dengan risiko operasional adalah bagaimana risiko operasional diidentifikasi, diukur, dipantau dan dikendalikan. Karena itu, salah satu masalah yang paling besar dalam proses manajemen risiko adalah memutuskan apakah sebenarnya kerugian operasional itu. Banyak perusahaan secara sederhana menyatakan bahwa semua kerugian, selain dari kerugian risiko pasar dan risiko kredit adalah risiko operasional. Dalam pengertian ini justru timbul persoalan, karena tidak mudah mengidentifikasi kerugian risiko operasional sebelum suatu aktivitas atau kejadian menimbulkan kerugian. Karena itu, pengertian risiko operasional adalah semua risiko selain risiko pasar dan risiko kredit justru memberikan nuansa bahwa risiko operasional menjadi sedemikian besar dan menjadi masalah yang tidak dapat dikelola.

Untuk memahami pengertian risiko operasional, marilah kita lihat pengertian risiko secara umum lebih dahulu. Secara umum risiko dapat diartikan dalam berbagai cara, namun pengertian risiko yang paling umum adalah seluruh hal yang dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Jika risiko pasar diberikan pengertian sebagai risiko kerugian yang disebabkan karena perubahan variabel makro ekonomi dan risiko kredit adalah risiko kerugian karena pihak counterparty tidak mampu membayar kewajibannya, maka risiko operasional merupakan kerugian yang disebabkan oleh lima hal, yaitu kegagalan proses internal perusahaan, kesalahan sumber daya manusia, kegagalan sistem, kerugian yang disebabkan kejadian dari luar perusahaan dan kerugian karena pelanggaran peraturan dan hukum yang berlaku.

Dengan demikian, dapat kita simpulkan definisi dari Risiko operasional adalah risiko terjadinya kerugian bagi Bank yang diakibatkan oleh ketidakcukupan atau kegagalan proses yang dialami Bank melalui proses internal, Sumber Daya Manusia, sistem, proses hukum serta faktor-faktor eksternal lainnya.

Dalam menghadapi risiko operasional, kita dihadapkan pada satu pertanyaan, “langkah apa yang akan dilakukan dalam menghadapi risiko tersebut ?”, namun sebelum kita menjawab pertanyaan tersebut tentunya banyak hal yang harus menjadi pertimbangan, diantaranya adalah seberapa besarkah risiko yang dihadapi, seberapa seringkah risiko itu terjadi, dan sejauh mana kontrol yang telah dimiliki, ketiga hal tersebut terangkum menjadi selera risiko (Risk appetite) Bank. Setiap Bank harus dapat menentukan risk appetite-nya sendiri, karena karakteristik operasional di setiap Bank berbeda.

Contoh Kasus :

Bank A memiliki cabang A dan B, di kedua cabang tersebut mengalami kerugian operasional sepanjang tahun 2008 sebesar 750 Juta, Cabang A merupakan cabang dengan aset di atas 500 Milyar sedangkan Cabang B merupakan Cabang dengan aset hal ini tentu berbeda dengan cabang B, angka kerugia sebesar Rp. 750 juta berdampak cukup signifikan terhadap cabang, akan sangat menggerus profit yang dihasilkan oleh cabang, sehingga mungkin langkah yang akan diambil disamping tidak hanya pembinaan, namun dapat berupa langkah-langkah mitigasi tambahan berupa ketentuan double authorization, menjalankan program late duty officer, pemeliharaan tabung pemadam kebakaran secara berkala, pemasangan CCTV di seluruh area kantor, dll.

Sebagian dikutip dari : Dr. Muhammad Muslich, 2007, Manajemen Risiko Operasional, PT. Bumi Aksara

Jumat, 05 Juni 2009

Mitigasi Risiko ? Apaan sih..?

Itu adalah pertanyaan pertama yang timbul di benak saya waktu pertama kali baca tentang manajemen risiko..berulaaang kali nemuin kata mitigasi..hmm...makanan apaan tuh ? :-P..
Setelah dibolak-balik baru deh dapet pencerahan..ternyataa mitigasi itu adalah tindakan terencana dan berkelanjutan agar bisa mengurangi dampak dari suatu kejadian..sedangkan risiko adalah akibat yg kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dr suatu perbuatan atau tindakan (Red:Kamus Besar Bahasa Indonesia : http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php), jadi kalo digabungin kaya gini kali yah..Mitigasi Risiko adalah suatu tindakan terencana dan berkelanjutan yang dilakukan oleh pemilik risiko agar bisa mengurangi dampak dari suatu kejadian yang berpotensi atau telah merugikan atau membahayakan pemilik risiko tersebut..
Kalo kita kaitkan dengan peristiwa sehari-hari di perusahan tempat kita bekerja, banyak langkah-langkah mitigasi yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya risiko (tentunya setelah kita melakukan identifikasi serta pengukuran risiko di perusahaan tempat kita bekerja)..seperti apa sih contohnya ? hmm...mesin absensi di kantor, merupakan contoh kecil tentang langkah mitigasi risiko terhadap perilaku indisipliner pegawai yang suka telat, pembatasan akses internet di suatu perusahaan juga bisa merupakan contoh mitigasi risiko.
Ngomongin masalah mitigasi sebenernya kembali lagi kepada risk appetite yang mau diambil oleh manajemen perusahaan..umumnya sih langkah mitigasi baru dilakukan untuk peristiwa-peristiwa risiko yang memiliki dampak medium to high dan frekuensi medium to high..tapi itu ga menutup kemungkinan untuk peristiwa risiko yang memiliki komposit dampak dan frekuensi di bawah itu juga dilakukan langkah mitigasi..dan sekali lagi semua itu tergantung risk appetite yang diambil oleh manajemen perusahaan..naah berarti sudah menjadi tugas kita untuk melakukan identifikasi dan pengukuran risiko seakurat mungkin guna menyajikan data tersebut kepada pihak manajemen sehingga dari data tersebut, manajemen dapat menentukan risk appetite perusahaan. Bagaimana caranya..?? let's talk about that in my next post..wassalam..^_^

Introduction

Blog ini tidak mewakili siapapun dan instansi manapun..Blog ini hanyalah ekspresi dari penulis pribadi..yang sedang mencoba untuk terus belajar mengenai hal baru di ilmu manajemen risiko..dan mencoba untuk lebih baik lagi dari hari ke hari..
Buat yang mau sharing tentang Manajemen Risiko, feel free to respond.. ^_^
Karena manajemen risiko itu bukan hal yang statis, tapi dinamis dan bergerak sesuai perkembangan jaman..that's why i like it..^_^
Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran yang mengatur mengenai Manajemen Risiko :

http://sites.google.com/site/riskjunction/Home/rm/pbi-5-8-2003ttgPenerapanManajemenRisikobagiBankUmum.pdf?attredirects=0
http://sites.google.com/site/riskjunction/Home/rm/penj-pbi-5-8-2003.pdf?attredirects=0
http://sites.google.com/site/riskjunction/Home/rm/se-5-21-03-dpnp.pdf?attredirects=0
http://sites.google.com/site/riskjunction/Home/rm/lamp-se-52103.pdf?attredirects=0
>>>
Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran yang mengatur mengenai Manajemen Risiko bidang TI :
>>>
http://sites.google.com/site/riskjunction/Home/rm/PBINo915PBI2007Tgl30Nov2007.pdf?attredirects=0
http://sites.google.com/site/riskjunction/Home/rm/PenjelasanPBINo915PBI2007Tgl30Nov2007.pdf?attredirects=0
http://sites.google.com/site/riskjunction/Home/rm/se_093007.pdf?attredirects=0
http://sites.google.com/site/riskjunction/Home/rm/LampiranSE93-30-DPNP2007.pdf?attredirects=0